Jumat, 29 Januari 2016

JANUARI spesial...!!!

 Hari ini dikantor tempat saya bekerja, sedang melakukan perayaan & syukuran HUT ke 75. Alhamdulillah.... saya dapat bekerja di Kebun Raya Purwodadi – instansi pemerintah (PNS) di dalam naungan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang tugasnya melakukan konservasi tumbuhan ex-situ. Dalam upaya konservasi terdapat kegiatan penelitian, dan awal masuk saya memang direkrut sebagai seorang peneliti, tidak terasa waktu cepat berlalu, sudah 10 tahun saya bekerja. Meskipun pekerjaan sehari-hari terlihat seperti seorang tukang kebun (menyapu, menyiram, merawat & memperhatikan tumbuhan), namun tidak sekedar itu ada hal yang lebih dan banyak hal yang dipelajari/menjadi pelajaran selama memperhatikan / berinteraksi dengan tumbuhan. Mungkin karena saya berprofesi sebagai seorang peneliti.

Kembali ke topik utama Ulang Tahun... kebetulan di Bulan JANUARI ini setidaknya ada beberapa event spesial seperti: tepat ulang tahun KRP, tempat saya kerja (semoga kedepan KRP semakin maju dan menjadi kebun raya kelas dunia dalam hal konsevasi dan penelitian tumbuhan) kebetulan pula saya dilahirkan pada bulan ini dan juga pada bulan yang sama, bulan pernikahan saya. Kalau melihat umur memang tidak terasa sudah hampir mendekati kepala empat, tepatnya 38 tahun usiaku. Alhamdulillah... sampai detik ini masih diberi kesempatan bernapas, diberi keleluasaan dan kesehatan. Semoga ALLAH masih memberikan keberkahanNYA bagi saya untuk lebih bermanfaat terhadap sesama dan lingkungan. 
Setidaknya ada satu hal yang saya pegang... kita hidup hanya sekali, jadi buatlah hidup kita berarti...  berarti dalam arti luas, berarti bagi dirisendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan kerja, tetangga, negara, bangsa dan agama... 

Rabu, 27 Januari 2016

KTI-14 16 Fitotek ITS

PENGARUH TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA JERUJU (Acanthus ilicifolius) DAN JALI (Coix lacryma-jobi)
Abstrak - Pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan mengakibatkan peningkatan aktivitas di berbagai sektor, baik sektor industri, pemukiman, pertanian, dan sektor lainnya. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan seringkali menghasilkan bahan pencemar yang dapat menganggu dan membahayakan lingkungan. Pencemaran logam berat mendapat perhatian yang serius, karena bila terserap dan terakumulasi dalam tubuh manusia dapat mengganggu kesehatan dan menyebabkan kematian. Logam berat yang bersifat toksik dan merupakan pencemar di semua media lingkungan, adalah Pb (timbal) dan Cd (kadmium). Konsep yang memusatkan peran tumbuhan dalam kerangka teknologi alami untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dikenal dengan istilah Fitoteknologi. Fitoteknologi dapat diterapkan dalam pencegahan (fitoproteksi), pemulihan (fitoremediasi), pemantauan (fitomonitoring) dan penyelidikan (fitoforensik) pencemaran lingkungan. Pendekatan fitoteknologi digunakan dalam penelitian ini, yang bertujuan mengetahui pengaruh logam berat Pb dan Cd terhadap tumbuhan Jeruju (Acanthus ilicifolius) dan Jali (Coix lacryma-jobi) secara morfologis.  Penelitian dilakukan pada skala laboratorium di Teknik Lingkungan ITS. Penelitian diawali dengan perbanyakan, aklimatisasi, dan penentuan konsentrasi zat. Tahap berikutnya berupa perlakuan paparan pencemar terhadap tiga variasi yang digunakan meliputi: (1) variasi zat pencemaran (Pb dan Cd), (2) variasi jenis (tumbuhan Jeruju dan Jali) dan (3) variasi jumlah tumbuhan dalam bak tanam (tiga dan lima individu). Parameter yang diamati berupa morfologi tumbuhan dan berat kering pada bagian tumbuhanm yaitu: akar, batang dan daun. Pada Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-jobi secara umum mengalami penambahan tinggi baik pada tiga dan lima individu, meskipun tidak terlalu besar yang ditunjukan dengan penuruan berat kering, karena hambatan dari paparan logam Pb dan Cd. Biomassa terbesar pada jeruju di akar, sedangkan pada jali di daun.

Kata kunci: Fitoteknologi, Pb (Timbal), Cd (Kadmium), Acanthus ilicifolius (Jeruju), Coix lacryma-jobi (Jali).

Selasa, 26 Januari 2016

KTI-14 15 Jali UNS

PERBANYAKAN DAN PERTUMBUHAN Coix lacryma-jobi SEBAGAI FITOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

Abstrak - Tumbuhan Coix lacryma-jobi (jali) termasuk dalam suku Poaceae. Jenis ini secara alami ditemukan pada daerah lahan basah (wetland) di tepian sungai. Ditemukan sampai ketinggian 2000 m dpl, pada daerah hilir. Sedangkan peningkatan aktivitas manusia dan perkembangan pembangunan menyebabkan banyaknya limbah yang terbuang ke media lingkungan. Lingkungan perairan seperti daerah riparian sungai merupakan habitat jenis C. lacryma-jobi seringkali terkena dampak pencemar limbah. Pencemaran sungai oleh limbah cair, baik limbah pertanian, domestik, perkotaan bahkan industri, dapat mengganggu ekosistem perairan, gangguan kesehatan pada manusia dan menyebabkan kematian terhadap makhluk hidup. Konsep yang memusatkan peran tumbuhan sebagai teknologi alami untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disebut Fitoteknologi. Jenis C. lacryma-jobi termasuk tumbuhan sensitif terhadap perubahan habitat, perubahan iklim dan terutama aktivitas manusia seperti urbanisasi, introduksi dan naturasi jenis asing. Jenis ini meskipun sangat jarang digunakan, namun direkomendasikan dalam pengolahan limbah dengan sistem constructed wetland. Pengunaan jenis ini dalam fitoteknologi sangat cocok untuk negara berkembang karena sederhana, mudah dan murah serta potensi dikembangkan dalam skala besar. Oleh karena itu penelitian perbanyakan dan pertumbuhan C. lacryma-jobi sebagai fitoteknologi lingkungan perlu dilakukan.
Penelitian secara deskriptif dilakukan selama Maret sampai September 2014 di rumah kaca Teknik Lingkungan - ITS. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan konservasi jenis C. lacryma-jobi lebih lanjut. Biji jali diperoleh dari Kebun Raya Purwodadi - LIPI.
Perkecambahan biji jali membutuhkan waktu 1-2 minggu yang tergantung pada kadar air pada media. Jali tidak memerlukan banyak perawatan, namun ketika berumur kurang dari 60 hari membutuhkan air yang berlimpah dan naungan. Siklus hidup jali membutuhkan waktu 7-8 bulan sampai berbuah. Sedangkan, dengan perawatan memerlukan waktu 5-6 bulan. Fase berbunga-berbuah selama 3-5 minggu. Secara umum tumbuhan umur 90 hari keatas, memiliki rata-rata tinggi 65 cm, 3 anakan, dan berbuah 10 biji, dengan laju pertumbuhan 0,5 cm/hari. Ketika sebagian besar buah/biji telah matang, tumbuhan jali mulai mengering dan mati. Dalan masa hidupnya, jali sangat tahan terhadap hama dan penyakit serta tidak memerlukan banyak perawatan.

Kata kunci : Perbanyakan, Coix lacryma-jobi, Limbah cair, Fitoteknologi.

Senin, 25 Januari 2016

KTI-14 14 Jeruju UNS

PERSEBARAN Acanthus ilicifolius SEBAGAI FITOINDIKATOR KAWASAN MANGROVE PANTAI TIMUR SURABAYA
Abstrak - Tumbuhan Acanthus ilicifolius (jeruju) termasuk dalam suku Acanthaceae. Jenis ini secara alami ditemukan pada daerah lahan basah (wetland) di muara sungai, sebagai vegetasi mangrove sejati. Jenis ini ditemukan sampai ketinggian 500 m dpl, pada daerah hulu. Sedangkan peningkatan aktivitas manusia dan perkembangan pembangunan menyebabkan banyaknya limbah yang terbuang ke media lingkungan. Lingkungan perairan seperti kawasan mangrove yang merupakan habitat jenis A. ilicifolius seringkali terkena dampak pencemar limbah. Kawasan mangrove berada di perairan estuari yang merupakan hilir sungai dan muara dari berbagai limbah.  Kota Surabaya memiliki kawasan mangrove yang berada pada wilayah pesisir pantai timur Surabaya (pamurbaya). Pamurbaya berbatasan langsung dengan Selat Madura yang secara administratif terletak di Kec. Kenjeran, Sukolilo, Rungkut dan Gununganyar. Pencemaran air oleh limbah, baik limbah pertanian, domestik, perkotaan bahkan industri, dapat mengganggu ekosistem perairan, gangguan kesehatan pada manusia dan menyebabkan kematian terhadap makhluk hidup. Konsep yang memusatkan peran tumbuhan sebagai teknologi alami untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disebut Fitoteknologi. Fitoteknologi dapat diterapkan dalam fitostruktur, fitoproteksi, fitoremediasi, fitomonitoring dan fitoforensik terhadap lingkungan. Fitomonitoring lingkungan dapat dilakukan dengan melihat salah satu jenis tumbuhan sebagai indikator (fitoindikator). Oleh karena itu penelitian persebaran A. ilicifolius sebagai fitoindikator di kawasan magrove pamurbaya perlu dilakukan. Penelitian secara eksploratif deskriptif dilakukan selama November 2013 sampai Febuari 2014. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan konservasi jenis A. ilicifolius lebih lanjut.  Persebaran A. ilicifolius tercatat 202 titik perjumaan,dimana jenis ini masih ditemukan pada setiap kecamatan, namun sedikit sekali di Sukolilo dan terbanyak di Gununganyar. Apabila A. ilicifolius mendominasi, maka jenis lain sulit tumbuh karena reproduksinya cepat dan dapat menyebar secara vegetatif. Indikator kondisi kawasan mangrove yang telah rusak apabila vegetasi bawah didominasi jenis A. ilicifolius dan jarang ditemukan vegetasi pohon. Selain itu jenis ini toleran terhadap limbah perkotaan, bahkan logam berat melebihi batas baku mutu lingkungan ditemukan 0,59 mg/L logam Pb pada jaringan tumbuhan A. ilicifolius.

Kata kunci : Persebaran, Acanthus ilicifolius, Fitoindikator, Mangrove, Pamurbaya.

Jumat, 22 Januari 2016

KTI-14 13 Fitomedis ITS

PHYTOMEDICINE OF Acanthus ilicifolius AND Coix Lacryma-jobi
Abstract - The natural habitat of Acanthus ilicifolius (Acanthaceae) in the downstream releted to mangrove areas, and Coix lacryma-jobi (Poaceae) found in the upstream river. Both of aquatic plants have similar habitat in wetland areas. While the polulation increase and development followed by pollutants that discharged into the environment, such as river. Therefore, it is necessary to conserve these species. While these plants not much known as a medicinal plant (Phytomedicine). Where more than 80% of the world's population relies on plants used for medicine. So it is very important to document potential of Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi as phytomedicine and their use in maintaining environmental health. The study was conducted during October 2014, with descriptive study from literature. Content of phytochemical compounds found in Acanthus ilicifolius plants serves as neuralgia, analgesic, anti-inflammation, anti-oxidant, hepatoprotective, anti-leukemic, anti-tumor, anti-cancer, anti-ulcer, anti-septic, antimicrobial, antiviral, antifungal and insecticides. While the phytochemical compounds in Coix lacryma-jobi acts as antipyretic, antiseptic, hypoglycemic, analgesic, anthelmintic, anti-convulsant, anti-obesity, anti-diabetic, anti-oxidant, anti-inflammation, anti-proliferative, anti-cancer, anti-tumor, anti-osteoporosis, and immunomodulation. The results of this study found that both of species are very important as a phytomedicine to prevent and cure various diseases. The potential of the plant Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi need to be conserved, studied and domesticated to be developed in the treatment of medicine as well as other uses for human welfare .

Keywords: Phytomedicine, Medicinal Plant, Acanthus ilicifolius, Coix lacryma-jobi.

Kamis, 21 Januari 2016

KTI-14 12 Jali UM

KOLEKSI DAN SEBARAN Coix lacryma-jobi DI KEBUN RAYA PURWODADI
Abstrak - Jenis tumbuhan Coix lacryma-jobi (jali) secara alami berada pada daerah lahan basah (wetland) di tepian sungai. Jali ditemukan sampai ketinggian 2000 m dpl, pada daerah hilir. Jali termasuk dalam suku Poaceae, dan merupakan salah satu koleksi Kebun Raya Purwodadi (KRP). KRP merupakan lembaga konservasi tumbuhan ex-situ yang bertujuan melakukan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Jenis C. lacryma-jobi merupakan tumbuhan sensitif terhadap perubahan habitat dan direkomendasikan sebagai pengolah limbah dalam fitoteknologi lingkungan. Fitoteknologi merupakan konsep yang memusatkan peran tumbuhan sebagai teknologi alami untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan.  Pencemaran sungai oleh limbah cair, baik limbah pertanian, domestik, perkotaan bahkan industri, dapat mengganggu ekosistem perairan, gangguan kesehatan pada manusia dan menyebabkan kematian terhadap makhluk hidup. Sedangkan lingkungan perairan seperti sungai dengan daerah ripariannya merupakan habitat C. lacryma-jobi seringkali terkena dampak pencemar limbah. Oleh karena itu penelitian koleksi dan sebaran C. lacryma-jobi perlu dilakukan. Penelitian secara eksploratif deskriptif dilakukan selama Febuari 2014. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan konservasi jenis C. lacryma-jobi lebih lanjut. Koleksi C. lacryma-jobi di KRP berada pada vak II.A.I.16, namun sebaran jali secara alami juga ditemukan pada saluran air (drainase) terutama pada lingkungan II dan IV di KRP.

Kata kunci: Persebaran, Coix lacryma-jobi, Kebun Raya Purwodadi.

Rabu, 20 Januari 2016

KTI-14 11 Jeruju UM

PERBANYAKAN DAN PERTUMBUHAN Acanthus ilicifolius SEBAGAI FITOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

Abstrak - Jenis tumbuhan Acanthus ilicifolius (jeruju) secara alami ditemukan pada daerah lahan basah (wetland) di muara sungai, sebagai vegetasi mangrove sejati. Jeruju ditemukan sampai ketinggian 500 m dpl. Kawasan mangrove berada di perairan estuari yang merupakan hilir sungai dan muara dari berbagai limbah, baik limbah pertanian, domestik, perkotaan bahkan industri. Limbah cair dapat mencemari lingkungan, mengganggu ekosistem perairan, gangguan kesehatan pada manusia dan bahkan menyebabkan kematian terhadap makhluk hidup. Konsep yang memusatkan peran tumbuhan sebagai teknologi alami untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disebut Fitoteknologi. Jeruju yang dominan pada kawasan mangrove, merupakan indikator kerusakan kawasan dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu upaya perbanyakan dan pertumbuhan A. ilicifolius untuk penelitian fitoteknologi perlu dilakukan. Penelitian secara deskriptif dilakukan selama April 2014. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan konservasi jenis A. ilicifolius lebih lanjut. Perbanyakan A. ilicifolius dilakukan secara vegetatif dengan stek batang, karena keterbatasan biji dan lebih cepat dalam perbanyakannya. Stek batang jeruju yang optimal pertumbuhannya diambil pada batang bagian tengah, dengan diameter 0,7-1,2 cm dan panjang 12-15 cm. Jeruju termasuk tumbuhan perineal sehingga bibit dewasa berumur 6 bulan keatas, memiliki tinggi 35-65 cm dan jumlah daun 6-12 helai. Pertumbuhan batang bertambah 1 cm/hari dengan panjang akar dua kalinya, sebaliknya diameter akar setengah dari diameter batang. Minimal perubahan jumlah daun terjadi dalam waktu 5 hari dan pengukuran biomassa diketahui 81,84 % berupa kandungan air.

Kata kunci: Perbanyakan, Acanthus ilicifolius, Fitoteknologi.

Senin, 18 Januari 2016

KTI-14 10 wetland UNESA

PAINT WASTEWATER TREATMENT WITH CONSTRUCTED WETLAND
Abstract - The materials used in paints manufacture vary widely, but in general paint consists of solids and liquid. Based on the paint process, paints industries can be divided into two: Water Based and Solvent Based. In Indonesia there are about 65 paint manufacturers on large-scale to medium and 100 small-scale factories. Where most industrial paint products to meet the needs of the domestic market. The greatest need is approximately 70% water based paints and 30% solvent based paints. Although paint industry needed, but the chemicals in paint can have a negative impact and cause health problems. The paint industry comes from chemicals materials and must waste that can pollute the environment. So that the paint industry waste disposed into the environment must meet the standards regulation to discharge in environmental, it is necessary to study the paint industry wastewater treatment technology by taking into account the required chemicals and dimensions of units and waste treatment systems. The information from this study is expected to be the basis for industrial waste treatment efforts. This study is done in 2013 last semester. This study is plan form and dimension calculation processing system to a waste treatment unit is needed, based on the literature on paint industrial waste. Dimensional requirement for wastewater treatment to precipitate the heavy metals Pb, Cd and Cr requires filler coagulant units, units of coagulation, flocculation units, and units of sedimentation. Technology advanced wastewater treatment for industrial paints, can be done chemically by precipitation-coagulation, physics with sedimentation and the biology by constructed wetland. The constructed wetland using plants that have the ability to accumulate inorganic waste (heavy metals) high and able to adapt in a high organic content as well. Where as bioindicator wastewater quality, made ​​with fish pond, before the effluent discharged into the environment (water / river).

Keyword: Wastewater Treatment, Paint Industry, Constructed Wetland.

Jumat, 15 Januari 2016

KTI-14 09 Corypha UNESA

FENOLOGI Corypha DI KEBUN RAYA PURWODADI DAN SEBARANNYA PADA KAWASAN KONSERVASI DI JAWA TIMUR

Abstrak - Palem memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai bahan bangunan, perlengkapan rumah tangga, kerajinan, sumber pangan, minyak, energi, tanaman obat, tanaman hias dan tanaman konservasi lingkungan. Salah satu jenis palem yang khas dan unik adalah dari genus Corypha. Palem (Famili Arecaceae) di Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi sehingga upaya konservasi perlu dilakukan. Kebun Raya Purwodadi sebagai lembaga konservasi ex-situ memiliki koleksi palem 93 jenis, diantaranya Corypha. Seperti jenis palem umumnya Corypha juga memiliki banyak kegunaan, salah satunya sebagai obat diare, batuk, TBC (tubercolosis), dan memiliki kandungan fitokimia sebagai antioksidan yang dapat membantu melawan penyakit serta anti-penuaan. Mengingat Corypha memiliki pertumbuhan yang lambat dan regenerasinya hanya bergantung pada biji dengan tipe pertumbuhan yang sekali berbunga-berbuah kemudian mati (hepaksantik). Maka penelitian mengenai fenologi dan penyebarannya menarik dan perlu untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenologi Corypha umbraculifera di Kebun Raya Purwodadi sebagai tempat konservasi ex-situ dan mengetahui penyebaran Corypha utan pada kawasan konservasi in-situ di Jawa Timur, yaitu: Taman Nasional Alas Purwo dan Cagar Alam Pulau Sempu. Penelitian dilakukan bulan April-September 2014, secara deskritif berdasarkan studi literatur dan pengamatan langsung di lapangan. Koleksi Corypha di Kebun Raya Purwodadi terdiri dua jenis yaitu: Corypha umbraculifera dan Corypha utan yang sudah berumur 57 tahun, observasi fenologi terhadap Corypha umbraculifera, mulai menunjukan fase berbunga pada April 2014 dan fase berbuah mulai pada September 2014. Persebaran Corypha utan di alam meliputi kawasan konservasi, seperti Taman Nasional Alas Purwo tercatat 70 titik perjumpaan, dan Cagar Alam Pulau Sempu tercatat 5 titik perjumpaan. Di kedua kawasan tersebut Corypha utan dijumpai pada dataran rendah, dibawah 50 m dpl. Meskipun persebaran Corypha di alam masih dapat ditemukan pada kawasan konservasi, namun karena umur dan tipe tumbuhnya diperlukan upaya konservasi baik secara insitu atau exsitu.

Kata Kunci : Fenologi, Penyebaran, Corypha, Kebun Raya Purwodadi, Taman Nasional Alas Purwo, Cagar Alam Pulau Sempu.

Kamis, 14 Januari 2016

KTI-14 08 Fitomonitoring UB

PHYTOMONITORING HEAVY METAL Pb AND Cd FROM Acanthus ilicifolius AND Coix Lacryma-jobi IN NATURAL HABITAT
Abstrak - The natural habitat of Acanthus ilicifolius (Acanthaceae) in the downstream releted to mangrove areas, and Coix lacryma-jobi (Poaceae) found in the upstream river. Both of aquatic plants have similar habitat in wetland areas. While the polulation increase and development followed by pollutants that discharged into the environment. The pollutants that polluting the environment and toxic are heavy metals. Heavy metal pollution is a serious attention, if absorbed and accumulate in human can be detrimental to health and cause of death. The concepts are focus on plants mechanism as a natural technology to solve environmental problems called phytotechnology. Phytotechnology can be applied to environmental monitoring. River can polluting from wastewater  from agricultural, industrial and residential. So the aquatic plants possibility exposure to the heavy metal wastewater are A. ilicifolius (Jeruju) and C. Lacryma-jobi (Jali). This research aims to know the concentration of heavy metals, lead (Pb) and cadmium (Cd) on A. ilicifolius and C. lacryma-jobi in their natural habitat, interesting to do. The study conducted during April-June 2014, with explorative method, sampling A. ilicifolius on the mangrove river at easten coastal of Surabaya and C. lacryma-jobi on drainage around the Purwodadi Botanic Garden. The results showed the highest of Pb concentrations found 0.59 mg/L in A. ilicifolius, and 2.34 mg/L in C. lacryma-jobi. While Cd concentrations found in both species are much smaller and undetectable tool.
Keywords: Phytomonitoring, Acanthus ilicifolius, Coix lacryma-jobi, Heavy Metal, Pb and Cd.


Rabu, 13 Januari 2016

KTI-14 07 Jali UNAIR

POTENSI Coix lacryma-jobi SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DAN MAKANAN KESEHATAN

Abstrak - Coix lacryma-jobi (Poaceae) secara alami ditemukan pada daerah lahan basah (wetland) dekat sungai di hilir. Tumbuhan C. lacryma-jobi (Jali) tidak banyak diketahui sebagai tumbuhan obat. Sehingga sangat penting untuk mendokumentasikan potensi, kandungan dan pemanfaatannya sebagai obat maupun peranannya yang lain dalam menjaga kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan, secara deskriptif melalui studi literatur. Hasil yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan pengembangan tumbuhan C. lacryma-jobi lebih lanjut. Kajian ini menemukan bahwa C. lacryma-jobi dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, bahkan nutrisi yang terkandung didalamnya melebihi makanan sereal umumnya. Senyawa fitokimia C. lacryma-jobi berperan sebagai antioksidan, antiinflamtasi, antipiretik, antiseptik, hipoglisemik, dan immunomodulasi.  Jali juga memiliki kadungan protein, lemak, vitamin, kalsium dan mineral yang tinggi. Sehingga C. lacryma-jobi sangat baik untuk makanan kesehatan dan obat. Mengingat potensinya tersebut maka tumbuhan C. lacryma-jobi perlu dikonservasi, dipelajari dan didomestikasi untuk dikembangkan dalam pengobatan maupun kegunaannya yang lain untuk kesejahteraan manusia.

Kata kunci: Coix lacryma-jobi, Tumbuhan Obat, Makanan.

Selasa, 12 Januari 2016

KTI-14 06 Jeruju UNAIR

PEMANFAATAN Acanthus ilicifolius SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DAN PANGAN OLAHAN

Abstrak - Acanthus ilicifolius (Acanthaceae) secara alami ditemukan pada hulu sungai di kawasan mangrove yang merupakan daerah lahan basah (wetland). Lebih dari 80% penduduk dunia bergantung pada tumbuhan sebagai obat dan umumnya tumbuhan mangrove sering digunakan untuk obat. Namun A. ilicifolius (Jeruju) tidak banyak diketahui sebagai tumbuhan obat. Sehingga sangat penting untuk mendokumentasikan potensi, kandungan dan pemanfaatannya sebagai obat maupun peranannya yang lain dalam menjaga kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan, secara deskriptif melalui studi literatur. Hasil yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan pengembangan tumbuhan A. ilicifolius lebih lanjut. Kajian ini menemukan bahwa A. ilicifolius sangat penting sebagai obat untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit, baik dalam pengobatan tradisional maupun modern. A. ilicifolius dapat menjaga fungsi hati, jantung dan darah, menyembuhkan luka, gigitan ular, rematik, sakit perut, panas, batuk, asma, vertigo, diabetes, hepatitis dan batu ginjal. Kandungan senyawa kimia yang ditemukan didalam tumbuhan A. ilicifolius berfungsi sebagai neuralgia, analgesik, antiinflammasi, antioksidan, antikanker, antileukemia, antimikroba, antijamur, antivirus, dan insektisida. Selain itu A. ilicifolius sering dibuat sebagai makanan olahan, seperti kerupuk dan minuman seperti teh untuk tonik, menjaga kebugaran dan kesehatan. Mengingat potensinya tersebut maka tumbuhan A. ilicifolius perlu dikonservasi, dipelajari dan didomestikasi untuk dikembangkan dalam pengobatan maupun kegunaannya yang lain untuk kesejahteraan manusia.

Kata kunci: Acanthus ilicifolius, Tumbuhan Obat, Pangan.

Senin, 11 Januari 2016

KTI 14-05 Pencemar ITS

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN DAN KEMAMPUANNYA TERHADAP PENCEMAR LOGAM BERAT Pb DAN Cd
Abstrak - Dampak pesatnya perkembangan dan pembangunan di bidang industri yaitu semakin menipisnya sumber daya alam dan meningkatnya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan salah satunya disebabkan oleh limbah B3, termasuk di dalamnya pencemaran logam berat yang memerlukan upaya penanganan segera. Logam  berat seperti timbal (Pb) dan kadmium (Cd) sangat berbahaya bersifat racun, akumulatif dan karsinogenik dalam makhluk hidup. Pencemaran logam berat terjadi pada media air, udara maupun tanah. Pb dan Cd dalam konsentrasi tinggi di media lingkungan dapat masuk ke dalam rantai makanan dan berakumulasi dalam tubuh manusia serta menyebabkan gangguan kesehatan manusia baik secara akut maupun kronik. Salah satu bentuk upaya dalam mengatasi pencemaran logam Pb dan Cd adalah dengan membersihkan ataupun menurunkan kadarnya mengunakan bantuan tumbuhan (remediasi) ataupun bagian tumbuhan (adsorpsi). Logam berat pada tumbuhan dapat menghambat proses fotosintesis dan menyebabkan nekrosis. Tumbuhan yang dapat digunakan dalam fitoremediasi adalah tumbuhan akumulator yang mampu hidup pada lingkungan tercemar. Sedangkan tumbuhan yang sensitif dapat digunakan sebagai fitoindikator pencemaran lingkungan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan apa saja yang telah digunakan (menginventarisasi) dan kemampuannya dalam mengatasi pencemaran logam Pb dan Cd. Penelitian secara deskriptif berdasarkan studi pustaka melalui ‘digital library’ PTN di Surabaya. Dengan kata kunci logam berat, dilakukan pemilihan penelitian terkait logam Pb ataupun Cd yang mengunakan tumbuhan, diperoleh sejumlah 18 dari 171 data (lib.unair.ac.id), 12 dari 68 data (digilibunesa.org) dan 17 dari 1946 data (digilib.its.ac.id). Total 47 data hasil penelitian yang terkait logam Pb dan Cd mengunakan tumbuhan. Tumbuhan yang telah digunakan dalam penelitian sejumlah 34 jenis dimana 19 tumbuhan darat (pohon/perdu), 8 tanaman budidaya dan 7 tumbuhan air. Dari 7 tumbuhan air tersebut hanya api-api (Avicennia marina) yang berhabitat di air payau dan jenis lainnya di air tawar yaitu: semanggi air (Marsilea crenata), kangkung air (Ipomoea aquatica), eceng gondok (Eicchornia crassipes), duckweeds (Lemna minor), kiambang (Salvinia molesta) dan kayu apu (Pistia stratiotes). Jenis tumbuhan air ini masih sangat sedikit, sehingga berpeluang besar jenis tumbuhan air lain yang asli, liar dan alami dalam mengatasi pencemaran logam Pb dan Cd.
Kata kunci: Inventarisasi, Tumbuhan, Logam Berat, Timbal (Pb), Kadmium (Cd).


Kamis, 07 Januari 2016

KTI 14-04 Akuatik ITS

KEMAMPUAN TUMBUHAN AKUATIK (Acanthus ilicifolius DAN Coix lacryma-jobi) TERHADAP LOGAM BERAT (Pb DAN Cd)
Abstrak - Pertambahan penduduk dan perkembangan pembangunan mengakibatkan peningkatan aktivitas di berbagai sektor, baik sektor industri, pemukiman, pertanian, dan sektor lainnya. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan seringkali menghasilkan bahan pencemar yang dapat menganggu dan membahayakan lingkungan. Pencemaran logam berat mendapat perhatian yang serius, karena bila terserap dan terakumulasi dalam tubuh manusia dapat mengganggu kesehatan dan menyebabkan kematian. Logam berat yang bersifat toksik dan merupakan pencemar di semua media lingkungan, adalah Pb (timbal) dan Cd (kadmium). Konsep yang memusatkan peran tumbuhan sebagai teknologi alami untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dikenal dengan istilah Fitoteknologi. Fitoteknologi dapat diterapkan dalam fitoproteksi, fitoremediasi, fitomonitoring dan fitoforensik pencemaran lingkungan. Jenis tumbuhan lokal, yang ditemukan liar di alam dan kurang digali potensinya adalah Acanthus ilicifolius (druju) dan Coix lacryma-jobi (jali). Jenis ini termasuk tumbuhan akuatik yang berada pada perairan yang mengalami pencemaran. Acanthus ilicifolius ditemukan pada perairan estuari (hilir) yang merupakan muara dari limbah industri dan perkotaan. Sedangkan Coix lacryma-jobi ditemukan pada daerah riparian (hulu) sungai dimana perairan tersebut dapat tercemar oleh limbah pertanian dan domestik. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan tumbuhan akuatik Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-jobi terhadap logam berat Pb dan Cd. Penelitian dilakukan di rumah kaca TL-ITS pada skala laboratorium dan mengunakan metode RFT (Range Finding Test). Pengamatan morfologi tumbuhan dilakukan selama dua minggu (14 hari), terhadap variasi konsentrasi Pb dan Cd, dengan tiga kali ulangan. Hasil RFT diketahui konsentrasi mematikan untuk jenis Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-jobi terhadap logam Pb sebesar 10.000 mg/L dan Cd sebesar 400 mg/L. Hasil ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian fitoteknologi selanjutnya terhadap logam berat (Pb dan Cd) pada tumbuhan akuatik (Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-jobi).

Katakunci: Tumbuhan Akuatik, Acanthus ilicifolius (druju), Coix lacryma-jobi (jali), Logam Berat, Timbal (Pb), Kadmium (Cd).

Rabu, 06 Januari 2016

KTI 14-03 Akuatik UNAIR

AQUATIC PLANT OF Acanthus ilicifolius AS MEDICINAL PLANT

Abstract - Acanthus ilicifolius (Acanthaceae) is aquatic plant that normally lives in the mangrove area. A. ilicifolius is lesser-known as medicinal plant. So its very essential to have a documentation of medicine used, phytopotency and phytochemical compounds on this plants for improvement of health and hygiene through an environment-friendly. This is a descriptive study, through literature and observations, that preliminary study for phytotechnology of A. ilicifolius. The review find that A. ilicifolius is important both in traditional and modern medicine, to prevent and cure of human diseases. The active compounds of  A. ilicifolius potential as hepatoprotective, cardiovascular protective, anti-inflammatory, anti-nociceptive, anti-pyretic, anti-tumor, anti-cancer, anti-mutagenic, anti-ulcer, anti-oxidant, antimicrobial, antiviral, antibacterial, antifungal, antiseptic, antifoulant, insecticidal, larvacidal, pisicides, biopesticide, biocencentration and biomonitoring. Since A. ilicifolius is important, it should be domesticated, studied, conserved and exploited for medicinal and other purposes for the human beings.

Keywords: Acanthus ilicifolius, medicinal plant, phytochemical.

Selasa, 05 Januari 2016

KTI 14-02 Akuatik UB

SEA HOLY (Acanthus ilicifolius) VIABILITY TEST ON HEAVY METAL: LEAD (Pb) and CADMIUM (Cd)

Abstract - The development become in increased human activity in various sectors, such as: industrial, residential, agricultural, and other sectors. Human activity in the development that not consider the environmental aspects, impact on improving the quality and quantity of waste that will contaminate various environmental parts. Heavy metal pollution is a serious attention, if absorbed and accumulate in the human body can be disorder to health and cause death. Heavy metals are toxic pollutants in all environmental parts, such as Pb (lead) and Cd (cadmium). Plant species of  Acanthus ilicifolius an annual shrub, woody, single leafy, spiny, flowering compound, fruit ovoid, contain four seed each fruit. Distribution in the tropics, especially Indonesia, often found along the edge of the river with the sea, and in the mangroves near the coast. Can grow to 500 m above sea level. The study aims to determine the viaability of Acanthus ilicifolius on heavy metals (Pb and Cd). Research conducted at the laboratory scale in greenhouse of Environmental Engineering - ITS. Methods with range finding test use three replications, observation gradually over two weeks to determine the letal concentrations of heavy metal. Result showed that  Acanthus ilicifolius can’t live in concentration for lead ( Pb ) and cadmium ( Cd ) is 8000 mg/L and 300 mg/L.

Keywords : Seaholy (Acanthus ilicifolius), Lead (Pb), Cadmium (Cd). 

Senin, 04 Januari 2016

KTI 14-01 Akuatik UNESA

SELEKSI TUMBUHAN AKUATIK KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI DALAM FITOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

Abstrak - Pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan mengakibatkan peningkatan aktivitas di berbagai sektor, seperti industri, pemukiman, pertanian, dan lainnya. Disisi lain ancaman kelestarian lingkungan, berupa penurunan populasi maupun jenis tumbuhan terus berlangsung, karena kerusakan hutan, alih guna lahan, urbanisasi, dan sebab lainnya akibat aktivitas manusia. Aktivitas manusia apabila tidak dikelola dengan baik mengakibatkan limbah / pencemar yang akan menimbulkan gangguan terhadap lingkungan, membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia. Konsep yang memusatkan peran tumbuhan dalam kerangka teknologi alami untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disebut Fitoteknologi. Kebun Raya Purwodadi (KRP) sebagai lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, memiliki koleksi tumbuhan yang dikelola untuk tujuan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Salah satu koleksi menarik adalah tumbuhan akuatik. Keberadaan tumbuhan akuatik dalam taman memberikan kesan alami dan indah dipandang serta berfungsi sebagai pengolah air limbah. Oleh karena itu seleksi tumbuhan akuatik koleksi KRP dalam fitoteknologi lingkungan perlu dilakukan. Koleksi tumbuhan KRP sejumlah 1.925 jenis, dengan tumbuhan akuatik sejumlah 15 jenis. Pemilihan jenis untuk fitoteknologi lingkungan berdasarkan jenis lokal / asli setempat, banyak ditemukan di alam dan melihat kondisi tertentu yang ingin dicapai untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Sehingga dari 15 jenis tumbuhan akuatik koleksi, yang terpilih adalah Acanthus ilicifolius (druju) dan Coix lacryma-jobi (jali).

Kata Kunci: Tumbuhan Akuatik, Kebun Raya Purwodadi, Fitoteknologi.