Kajian Pemanfaatan Makrofita Untuk Pengolahan
Limbah Cair Domestik
Abstrak - Pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan
pembangunan di perkotaan mengakibatkan peningkatan aktivitas di
berbagai sektor, baik sektor industri, perumahan, perdagangan, dan sektor
lainnya. Hal ini diiringi oleh peningkatan jumlah limbah cair yang dihasilkan sehingga menuntut adanya pengolahan limbah
cair yang lebih baik. Limbah cair yang dominan masuk dalam badan air/sungai adalah
limbah cair domestik. Sekitar 75% bagian dari limbah cair domestik adalah grey
water. Sedangkan pengolahan limbah cair domestik (grey water) saat ini belum
dilakukan secara optimal. Limbah cair domestik memiliki kandungan organik yang
tinggi. Apabila limbah cair tidak dikelola secara baik akan menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan, kesehatan dan kehidupan, baik manusia dan
organisme yang ada didalamnya. Teknologi pengolahan limbah cair secara biologis
dengan memusatkan peran tumbuhan dikenal dengan Fitoteknologi. Penggunaan
makrofita (tumbuhan air) dalam lahan basah (wetland) merupakan alternatif dalam
pengolahan limbah cair domestik. Sehingga pemanfaatan makrofita untuk
menyisihkan kandungan pada limbah cair domestik dengan sistem Constructed Wetland
sangat tepat, karena pengoperasian dan penerapannya tidak membutuhkan biaya
tinggi, mudah dan sederhana. Sistem ini disebut juga Greywater Garden yang
memanfaatkan simbiosis mikroorganisme dengan tumbuhan. Hanya beberapa jenis
makrofita yang sering digunakan dalam pengolahan limbah cair, seperti:
Eichornia crassipes, Salvinia molesta, Pistia stratiotes, Canna edulis, dan
Typha longifolia. Dimana eceng gondok yang paling sering digunakan karena
memiliki pertumbuhan yang cepat dan efisiensi removal yang tinggi, sehingga
banyak penelitian dalam optimalisasi pemanfaatannya. Namun mengingat kekayaan
keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia, dengan daerah lahan basah alami
yang spesifik dan beragam. Sehingga tidak menutup kemungkinan banyak jenis
makrofita yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah cair. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai keanekaragaman jenis makrofita yang digunakan dalam 42
penelitian, dimana hanya 5 jenis yang sering dipakai. Sedangkan terdapat 400
jenis dalam teknologi fitoremedasi, dimana baru 15 jenis lain diantaranya
merupakan koleksi Kebun Raya Purwodadi. Sehingga masih banyak lagi
keanekaragaman jenis makrofita di alam yang belum diketahui dan dimanfaatkan
potensinya sebagai pengolah limbah.
Kata Kunci: Pemafaatan, Makrofita, Constructed Wetland, Limbah
Cair Domestik.