Kamis, 27 Maret 2014

KTI 13-05 Fito

Study of Plants Selection in Wastewater Garden for Domestic Waste Water Treatment

Abstract - Characteristics of domestic wastewater contains a lot of organic material. The alternative wastewater treatment systems can used  biological wastewater as a primary choice. Technology of biological wastewater treatment system that more economic and ecologic is Wastewater Garden (WWG). Besides being used as a wastewater treatment plant, WWG planted an ornamental aquatic plants. Therefore wastewater treatment give aesthetic value as a garden. Every species of aquatic plant in diversity have different abilities in absorb, accumulate and transform of organic contaminants contain in the domestic wastewater. For example, species Cyperus alternifolius have reasonably good performance in domestic wastewater treatment. The purpose of this paper is to selected the ornamental aquatic plants are suitable for, effective and efficient if applied in wastewater garden and describe of domestic wastewater after treatment are used. The composition of plants that can be applied to wastewater garden are Eichornia crassipes, Pistia stratoites, Scirpus grossus, Echinodorus paleafolius, Nymphaea ‘firecrest’, Typha angustifolia, Cyperus alternifolius, and Equisetum hyemale. Output of the wastewater garden can be used for watering plants, washing vehicles and as a household water supply.

Index Terms: Domestic wastewater, constructed wetland, wastewater garden

Rabu, 26 Maret 2014

KTI 13-04 Biji

Purwodadi Botanic Garden Seed Conservation through Research and Management

Abstract - The old botanic garden is very important for the advancement of science and culture. In Indonesia, the botanic garden is an ex-situ plants conservation. Purwodadi Botanic Garden plays its role on conservation, research, education and ecotourism. The main characteristics of a botanic garden is the plants collection and documentation with the support collection such as seed collection and herbarium. The seed collection are responsible for handling the management of garden seed materials. Materials from the seed collection have specific characteristics and unique. The seeds stored in seed museum and seed bank. The seed museum contains a collection of seeds are preserved for exhibition purposes as well as for identification of seed diversity, while the seed bank functions as a support for ex-situ conservation as complementary, supplementary and active collection. Along with the development of technology, the seed collection is not on manual systems, but also computerized, for more systematic and regular. Therefore it can improve the seed management and reliable information as the basis for the seed conservation. In this paper the seed conservation in Purwodadi Botanic Garden through technical management to basic research will be discussed.

Index Terms: conservation, seed, Purwodadi Botanic Garden

Selasa, 25 Maret 2014

KTI 13-03 Arec

Studi Penyebaran Corypha utan Lamk pada Spesimen Herbarium Bogoriensis dan Kawasan Konservasi di Jawa Timur

Abstrak - Jenis tanaman palem telah digunakan secara luas, sebagai bahan bangunan, perlengkapan rumah tangga, kerajinan, sumber pangan, minyak, energi, tanaman obat, tanaman hias dan tanaman konservasi lingkungan. Salah satu jenis palem yang khas dan unik adalah Corypha. Palem (Arecaceae) di Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi sehingga upaya konservasi perlu dilakukan. Kebun Raya Purwodadi sebagai lembaga konservasi ex-situ memiliki koleksi palem 358 spesimen dari 93 jenis, diantaranya Corypha. Seperti jenis palem umumnya Corypha juga memiliki banyak kegunaan, sehingga dapat diambil dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Mengingat Corypha memiliki pertumbuhan yang lambat dan regenerasinya hanya bergantung dari biji dengan tipe tumbuhan yang sekali berbunga-berbuah kemudian mati (hepaksantik). Maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebaran Corypha berdasarkan pada spesimen di Herbarium Bogoriensis (BO) dan pada salah satu kawasan konservasi, sebagai contoh dipilih TN. Baluran dan CA. Sempu (untuk kawasan konservasi in-situ) serta Kebun Raya Purwodadi (untuk kawasan konservasi ex-situ). Penelitian dilakukan secara deskritif berdasarkan literatur pustaka, studi spesimen di herbarium dan pengamatan langsung di lapangan. Tercatat 85 spesimen herbarium Corypha dengan C. utan terbanyak (57)dan dominan tersebar di Jawa.  Di TN Baluran tercatat 187 titik sebaran C. utan pada 4 jalur (batangan-bekol, bekol-bama, sumber manting dan curah udang). Di CA Sempu tercatat 32 titik sebaran C. utan pada jalur Waru-waru sampai Telaga Lele. Sedangkan Kebun Raya Purwodadi haya memiliki 2 tanaman (koleksi hidup) C. umbraculifera dan C. utan yang sudah berumur 55 tahun dan 1 spesimen (koleksi herbarium) C. umbraculifera. Sehingga diperlukan upaya konservasi terutama C. utan baik secara insitu atau exsitu maupun gabungan dari keduanya.

Kata Kunci: Penyebaran, Corypha, Herbarium Bogoriensis, Kebun Raya Purwodadi, TN Baluran, CA. Sempu.

Senin, 24 Maret 2014

KTI 13-02 Fito

Kajian Rhizobakteria Pada Vetiveria zizanioides Nash Dalam Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat

Abstrak - Aktivitas pertambangan, percetakan dan agroindustri  mengakibatkan  jumlah logam berat di alam menjadi lebih besar dibanding jumlahnya secara alamiah, sehingga konsentrasinya melebihi ambang batas. Konsentrasi tersebut mengakibatkan dampak negatif pada manusia maupun organisme lainnya. Fitoremediasi merupakan “green technology” untuk menghilangkan polutan di lingkungan termasuk logam berat. Vetiveria zizanioides Nash memiliki perakaran yang kuat dan tahan pada kondisi lingkungan yang ekstrim. Sehingga sering digunakan sebagai fitoremediator, meskipun jenis ini bukan termasuk tumbuhan hiperakumulator. Fitoremediasi tidak hanya melibatkan tumbuhan, namun juga melibatkan bakteri yang berasosiasi dengan akar tumbuhan, yang disebut rhizobakteria. Rhizobakteria menghasilkan enzim ACC deaminase, IAA dan siderophore, sehingga dapat meningkatkan absorbsi logam berat serta meningkatkan pertumbuhan akar dan tunas vetiver. Jadi proses fitoremediasi dapat berlangsung lebih efektif dengan adanya rhizobakteria.

Kata kunci: Fitoremediasi, Logam berat, Vetiveria zizanioides Nash, Rhizobakteria

Minggu, 23 Maret 2014

KTI 13-01 Biji

Pengembangan Laboratorium Biji Kebun Raya Purwodadi melalui  Studi Pengelolaan Pada Instansi Penelitian Terkait

Abstrak - Kebun raya merupakan kawasan konservasi tumbuhan ex-situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Dimana karakteristik utama suatu kebun raya adalah koleksi tanaman dengan koleksi biji dan herbarium beserta dokumentasinya. Salah satu kebun raya di Indonesia adalah Kebun Raya Purwodadi yang memiliki koleksi tanaman 1.896 jenis dari 174 suku, dengan kekhasan tanaman dataran rendah kering. Dalam upaya konservasi tanaman koleksi, terdapat unit Koleksi Biji yang bertugas melakukan pengelolaan material biji. Pada tahun 2009 unit Koleksi Biji berusaha mengembangkan laboratorium biji untuk pengujian dan penelitian konservasi biji. Dalam makalah ini menguraikan tentang upaya awal pengembangan laboratorium biji melalui studi pengelolaan biji/benih dengan kunjungan lapangan pada enam instansi penelitian yang terkait. Enam instansi penelitian terkait adalah Balitkabi Malang, Balittas Malang, Balitjestro Batu, BPTP Jatim, BPTPTH Bogor dan Materia Medica Batu. Dalam studi tersebut, setiap instansi memiliki sarana, prasarana, pedoman, panduan dan standar pengelolaan biji/benih yang berbeda sesuai dengan visi, misi dan tugas pokok masing-masing instansi. Namun beberapa hal yang mendasar dapat diambil sebagai upaya dalam mengembangkan laboratorium biji Kebun Raya Purwodadi adalah melengkapi sarana/prasarana yang memadai, tersedianya panduan/prosedur yang jelas dan kemampuan tenaga teknis yang meningkat.
Kata kunci: Studi Pengelolaan, Laboratorium, Biji/Benih, Kebun Raya Purwodadi