WFO kedelapan ini sudah seperti menjadi rutinitas, agenda pp sekali atau dua kali dalam sebulan. Tempat kost masih tetap sama (Jl Sodetan Muncul - di Gang HM Sarta). Kerja ngantor juga seperti sebelum-sebelumnya. Cuma memenuhi presensi homebase, jadi datang pagi, presensi di kantor trus buka laptop, keluar ke masjid untuk dhuhuran, kembali ke kantor, sampai nunggu asharan jamaah disana (biasa WFO di Gedung 720 KST BJ Habibie BRIN - Serpong), masuk jam pulang tapping presensi trus jalan pulang ke kost.
WFO#08 ini sudah
mengikuti pola sebelum-sebelumnya ditempuh mengunakan KAI. Berangkat Surabaya
Gubeng - Pasar Senen Jakarta (JAYAKARTA-ekonomi) Rp 252rb. (ada diskon hampir
100rb dari bisanya 360rb). Pulang Pasar Senen Jakarta - Surabaya Pasar Turi
(GUMARANG-bisnis) tarif tiket tetap Rp. 350rb. Perjalanan berangkat dari
Sidoarjo ke St. Gubeng harusnya dengan Kereta Lokal (6Rb), namun terlalu mefet/dekat
datangnya kurang 3 menit berangkat, maka tidak bisa naik, dianggap oleh petugas
KAI terlambat, dan akhirnya daripada keluar ngeGab panas, tepaksa beli tiket
Kereta LOGAWA seharga Rp. 100rb, jadi impas dengan diskon diatas. Sedangkan perjalanan
pulang dari Surabaya ke Sidoarjo, jika mengunakan Kereta Lokal (5rb) masih
menunggu satu jam lebih, akhirnya pakai alternatif Kereta Antar Kota dengan
jalur pendek Surabaya-Sidoarjo (JAYABAYA-ekonomi) Rp. 55rb, namun JAYABAYA juga
terlalu mefet/dekat waktunya, maka akhirnya naik Kereta MUTIARA TIMUR seharga
Rp. 45rb. Dalam Perjalanan ini pengeluaran transport yang lebih tinggi dari
biasanya adalah kereta lokal, karena mengunakan kereta antar kota tapi dengan
jalur perjalanan pendek surabaya-sidoarjo saja.
Catatan hikmah
dalam WFO#08 BRIN ini. Pertama, bisa tapping ke homebase, sebagai pegawai BRIN
yang mandiri dan tangguh. Kedua, menjadi bersabar dengan waktu yang ditempuh (perjalanan
jalur selatan dan jalur utara seperti muter jawa) dan biaya yang dikeluarkan
(kadang maunya irit namun tidak bisa diirit). Ketiga, semakin bersyukur,
ternyata menjadi sebagian kecil yang terpilih bisa pergi-pulang JAWA
(ujung timur ke ujung barat, keliling berangkat jalur selatan dan pulang jalur
utara) sesuatu yang luar bisa, yang perlu dicatat dan didokumentasikan seperti
Target GSPC. Juga satu sisi positif adalah semakin menguatkan perekonomian
lokal sekitar, sehingga Sedekah, Sholat dan Sholawat, selalu mengingatNYA
adalah satu-satunya keuntungan daripada menghitung kerugian dalam banyak hal (waktu,
tenaga dan biaya yang dikeluarkan). Semoga segala aktivitas keseharian ini,
dicatat menjadi amal ibadah, bermanfaat dan membawa keberkahan jariyah.