Alhamdulillah...waktunya berbuka
Di
penghujung tahun 2023 lalu tentunya kita sudah memanfaatkan waktu untuk
bermuhasabah. Muhasabah dalam bahasa Arab berasal dari akar kata
hasaba-yahsubu-hisaaban yang artinya menghitung. Muhasabah dapat dimaknai
dengan usaha seseorang untuk menghitung, mengevaluasi, dan merenungkan hal-hal
baik serta buruk yang telah, sedang, dan akan dilakukan . Dari bermuhasabah,
seorang muslim dapat mengetahui kekurangan, sehingga dapat melakukan perbaikan
dan peningkatan ketakwaan dan ibadah kepada Allah. Lebih sederhananya, di tahun
2024 ini, harus dapat mengisi dengan perbuatan-perbuatan yang lebih baik, lebih
diridhoi Allah dan lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Spirit
tahun baru seharusnya tidak hanya digunakan untuk pesta atau hura-hura. Jauh
lebih penting dari semua itu adalah tumbuhnya semangat baru untuk semakin
meningkatkan kualitas ibadah dan kebajikan, sebab orang muslim sejati adalah
orang yang hari ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Hal ini sebagaimana
yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits:
مَنْ كَانَ
يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ
أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ
مَلْعُوْنٌ
Artinya: "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Dan, barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka)." - (HR Al-Hakim)
Hadits ini
memberikan pengertian perihal pentingnya meningkatkan semangat baru dalam
menjalani hari-hari yang baru, termasuk juga dengan tahun baru. Jika hari tahun
baru ini lebih baik dari hari dan tahun sebelumnya, maka ia tergolong
orang-orang yang beruntung. Jika sama, maka sungguh hanya kerugian yang ia
dapatkan. Dan, jika lebih buruk, maka akan menjadi hari dan tahun yang dilaknat
karena tidak bisa mengambil manfaat dan keberkahan di dalamnya.
Detik demi
detik, menit, jam, hari, dan bulan demi bulan telah kita lewati. Peristiwa
maupun perbuatan selama ini yang telah kita lewati dengan segala cerita yang
tidak akan bisa diubah kembali. Apakah itu perbuatan baik maupun buruk semua
telah terlewat.
Lalu apa
yang harus kita perbuat ke depan? Jika amal kita di masa lalu merupakan amal
yang baik, maka pertahankan dan lestarikan di hari-hari ke depan, tahun yang
baru. Jangan sampai kebaikan yang telah kita lakukan justru hilang dan diganti
dengan keburukan. Karena ini merupakan sejelek-jeleknya perkara. Nauzubillah.
Lebih baik
lagi, jika kebaikan yang kita lakukan bisa kita ajarkan, kita tularkan kepada
orang lain, baik keluarga, tetangga, dan masyarakat secara luas, sehingga apa
yang telah kita nikmati, buah dari kebaikan bisa juga dirasakan dan dinikmati
oleh orang lain. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW Khairunnas
anfa'ahum linnas:
خير الناس
انفعهم لناس
Artinya:
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Kebermanfaatan kebaikan ini mari
kita niatkan sebagai amalan jariyah. Rasululah SAW memberikan pelajaran tentang
perlunya manusia mencari amal yang berkualitas, kekal dan bermanfaat baik selama
didunia maupun setelah meninggal dunia. Kualitas amal ini tidak terputus
pahalanya sekalipun kita telah meninggal dunia, selama amalnya masih
dimanfaatkan oleh manusia.
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Jika seseorang
meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim).
Hadist diatas menerangkan ada tiga amalan yang kekal, salah satunya adalah
ilmu. Jadi apabila kita memiliki kemampuan menulis dan bisa menulis sebuah buku,
lalu dengan buku itu bisa dipelajari dan dimanfaatkan orang lain, ini sama saja
dengan ilmu jariyah.
Demikian catatan
hari ini, next saya akan coba berbagi mengenai PRq sebagai media keseimbangan antara IPTEK & IMTAQ semoga menjadi
sarana wasilah kita dalam mendekatkan diri kepada sang pencipta dan mengarahkan
tujuan utama keberadaan manusia dimuka bumi ini sebagai hamba Allah
dan wakilNYA yang rahmatan lil alami.