Rabu, 30 Desember 2020

PROFIL Peneliti


Lahir Surabaya, 8 Januari 1978

Mengawali Karir sebagai Peneliti LIPI sejak : 2006

 


Kegiatan Penelitian

Tim Pelaksana Kegiatan Penelitian Threatened Biodiversity Hotspots Programme - INDONESIA: Ecological Studies and Seed Conservation bekerjasama dengan Millenium Seed Bank Partnerships – Royal Botanic Garden Kew UK (2020)

Tim Pelaksana Kegiatan Penelitian Konservasi Biji Kegiatan Garfield Weston Global Tree Seed Bank Project – INDONESIA bekerjasama dengan Millenium Seed Bank Partnerships – Royal Botanic Garden Kew UK (2019)

Koordinator Tematik Kegiatan Peningkatan Kualitas Koleksi Biji - Kebun Raya Purwodadi (2009)

Penelitian Keanekaragaman Jenis dan Fitoremediasi Tumbuhan Akuatik (2015-2020)

Penelitian Ekologi dan Keanekaragaman Tumbuhan Family Arecaceae (2006-2012)

Ketua Tim Lapangan Kegiatan Penelitian Inventarisasi dan Analisis Vegetasi di TAHURA R. Soerjo Wilayah Kab. Pasuruan (2018)

Tim Lapangan Kegiatan Ekspedisi Bioresource LIPI di Gandang Dewata - Mamasa, Sulawesi Barat (2016)

Koordinator Tematik Kegiatan Penelitian Diversity Tumbuhan in CA Pulau Sempu, Jawa Timur (2015-2016)

Tim Lapangan Kegiatan Studi Ekologi Tumbuhan Klampok (Syzygium) di Malang Selatan dan TN Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur (2010-2011)

Tim Lapangan Kegiatan Eksplorasi Tumbuhan di CA. Raya Pasi, Singkawang, Kalimantan Barat (2007)

 

Prestasi

Memperoleh Beasiswa Kemenristek untuk menempuh pendidikan Magister di ITS (2012)

Penerima Seed Conservation Techniques Training Course oleh Millenium Seed Bank, Royal Botanic Garden – Kew, UK  (2016)

 

Penyusun / Kontributor Buku

Koleksi Biji Karakterisasi dan Perkecambahan (2020) 

ISBN 978-602-60063-4-9

Modul Pengenalan Tumbuhan Akuatik (2020) 

ISBN 978-602-60063-3-2

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Akuatik (2018) 

ISBN 978-602-60063-1-8

Keanekaragaman Tumbuhan Pulau Sempu dan Ekosistemnya (2018) 

ISBN 978-602-496-018-6

 

Publikasi Nasional dan Internasional

Plants Collection Enrichment of Purwodadi Botanic Garden Through Exploration in Alas Purwo National Park (2020) Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 9 (2), 83-92 

Pengukuran Total Dissolved Solid  (TDS) dalam Fitoremediasi Detergen dengan Tumbuhan Sagittaria lancifolia (2020) Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 7 (1), 143-148

Keanekaragaman vegetasi mangrove di Pesisir Kota Surabaya dan potensinya sebagai fitoremediator lingkungan (2020) Prosiding Seminar Nasional Biologi 6 (1), 413-422 

Re-Inventarisasi Keanekaragaman Tanaman Air dan Persebarannya di Kebun Raya Purwodadi-LIPI (2020) Prosiding SNPBS Ke-5 

Phytoremediation of domestic wastewater (detergent) with arrowhead and burhead plants in Purwodadi Botanic Garden (2019) IOP Conference Series: Earth and Environmental Science

Phytomonitoring of heavy metal from aquatic plants collected in Purwodadi Botanic Garden (2018) AIP Conference Proceedings

Terdapat lebih dari 140 artikel / publikasi yang dapat diakses di googe scholar atau sinta.ristekbrin (Rony Irawanto)

 

Anggota Organisasi Profesi

Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO)

Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI)

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)

Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)

Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI)


Senin, 28 Desember 2020

Eksplorasi Biji Wetland

Latarbelakang

Indonesia dengan kepulauan yang hampir 17.508 pulau sangat mendukung berbagai tipe ekosistem alami, dari hutan dataran rendah, hutan mangrove, padang rumput sampai hutan pegunungan (Steenis, 1957). Meskipun Indonesia hanya 1,3% luasan di bumi, namun memiliki lebih dari 10% tumbuhan di bumi (Jacobs, 1974). Sehingga Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas tertinggi di dunia (Anonimus, 1995). Namun keanekaragaman tumbuhan yang tinggi tersebut, hanya sebagian kecil yang diketahui dan termanfaatkan.


Sementara jumlah penurunan populasi maupun jenis tumbuhan terus bertambah dari waktu ke waktu. Keanekaragaman tumbuhan yang mendukung ekosistem hutan di Indonesia tersebut, terancam dengan perkembangan ekonomi (Sukardjo, 2006). Ancaman terhadap kelestarian tumbuhan terus berlangsung, seperti kerusakan hutan, deforestasi, alih guna lahan, bencana alam dan sebab lainnya sehingga banyak jenis tumbuhan terancam punah. Ditambah lagi dengan upaya pembangunan, pertambangan, industrialisasi dan aktivitas manusia yang tidak memperhatikan aspek lingkungan, menimbulkan dampak peningkatan berbagai jenis pencemar, yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan alam dan makhluk hidup disekitar, bahkan dapat menganggu kesehatan manusia.

Penyelesaian permasalahan pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan upaya fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan bagian dari konsep teknologi alami yang memusatkan peran tumbuhan sebagai solusi permasalahan lingkungan, atau dikenal Fitoteknologi (Mangkoedihardjo dan Samudro, 2010). Fitoremediasi dapat mengunakan tumbuhan wetland sebagai pengolahan pencemaran / limbah. Secara ekologis tumbuhan wetland, akuatik dan riparian bermanfaat cukup tinggi. Namun kebanyakan orang masih belum menyadari keberadaan tumbuhan tersebuut di habitat alaminya.


Kebun raya merupakan kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan (Perpres 93/2011). Sebagian besar koleksi tumbuhan kebun raya diperoleh dari hasil eksplorasi ke berbagai tempat di Indonesia.

Kebun Raya Purwodadi (KRP) sebagai salah satu lembaga konservasi tumbuhan ex-situ di Indonesia, tidak diragukan lagi merupakan pilar penyelamatan jenis-jenis tumbuhan dari kepunahan. Tumbuhan yang sudah ditanam dan menjadi koleksi KRP akan dikelola, didata dan dimanfaatkan untuk tujuan konservasi, penelitian dan pendidikan. KRP tidak semata tempat konservasi tumbuhan, namun juga sebagai objek pendidikan lingkungan, peranan ini menjadi populer karena pengunjung dapat menikmati langsung keindahan kebun raya sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan tentang tumbuhan serta potensinya.

Salah satu target utama dalam strategi global untuk konservasi tumbuhan / Global Stategic Plant Conservation (GSPC) adalah terpelajari dan terdokumentasinya diversitas tumbuhan khususnya pada habitat-habitat terancam yang menjadi prioritas. Oleh karena itu, inventarisasi dan dokumentasi keanekaragaman tumbuhan menjadi penting dilakukan karena berlomba dengan laju degradasi yang sangat cepat dari berbagai tekanan lingkungan. Salah satu upaya konservasi Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi – LIPI adalah melaksanakan kegiatan eksplorasi terhadap jenis-jenis tumbuhan yang berada di sepanjang Sungai Brantas Jawa Timur.


Sungai Brantas merupakan wilayah sungai terbesar kedua di Pulau Jawa, terletak pada 110°30' BT sampai 112°55' BT dan 7°01' LS sampai 8°15' LS. Sungai Brantas mempunyai panjang ± 320 km dan memiliki luas wilayah sungai ± 14.103 km2 yang mencakup ± 25% luas Propinsi Jawa Timur atau ± 9% luas Pulau Jawa. Sungai Brantas melintasi 11 wilayah kabupaten dan 4 wilayah kota. Aliran Sungai Brantas berhulu di Sumber Brantas, kawasan lereng Gunung Arjuno-Wilerang. Kemudian aliran air mengalir melintasi Batu, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto. Ketika melintasi Kabupaten Mojokerto, aliran Sungai Brantas terbagi menjadi dua yaitu menjadi Sungai Surabaya mengarah ke Surabaya dan Sungai Porong menuju ke Sidoarjo (Pamungkas, dkk. 2018).

Keberadaan Sungai Brantas diakui sangat vital oleh masyarakat Jawa Timur. Pemanfaatan SDA untuk berbagai keperluan. Namun Sungai Brantas saat ini merupakan salah satu sungai di Indonesia yang mengalami pencemaran, baik yang dihilir Surabaya maupun yang dihulu Malang. Penurunan kualitas air sungai, salah satunya akibat limbah domestik. Sebab sekitar 15,6 juta jiwa atau 42,8% dari penduduk Jawa Timur tinggal di Wilayah Sungai Brantas (Sujono, 2019).

Sungai tak terpisahkan dengan gunung, hutan dan daratan yang lebih luas, tangkapan air hujan dan pemasok mata air, rembesan dan aliran. Degradasi area dan pencemaran sungai adalah ancaman besar terhadap ekologi dan ekosistem. Keanekaragaman hayati di hutan bergantung pada area wetland, riparian dan akuatik. Area wetland (lahan basah), riparian (tepi sungai), dan akuatik (perairan) merupakan sistem yang terkait dengan berbagai jasa ekosistem yang berharga bagi manusia dan memberikan manfaat kesejahteraan bagi manusia, termasuk rekreasi dan keindahan bentang alam.


Zona riparian adalah salah satu elemen lanskap yang paling beragam dan menawarkan jasa unik; dimana habitatnya menyimpan keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan dari semua ekosistem darat. Daerah wetland memberikan manfaat serupa, seperti habitat penting bagi banyak spesies khusus dan asli serta satwa liar, menyediakan tempat persinggahan, tempat makan, dan perkembang-biakan. Lahan basah juga berkontribusi pada pengendalian banjir, stabilisasi tepian, dan peningkatan kualitas air. Sistem akuatik, memberikan ekologi penting dan hubungan hidrologi, mendukung berbagai kehidupan satwa liar dan biota air, memelihara sumber air minum, dan menyediakan air irigasi.

Daerah akuatik, riparian dan wetland merupakan daerah yang terdampak langsung pembangunan dan aktivitas manusia, seperti alih fungsi, kanalisasi, perubahan ke lahan pertanian, urbanisasi, peternakan, pembangunan jalan, pembuatan bendungan, pengambilan air tanah, pengembangan tempat rekreasi, pertambangan, penebangan hutan, kebutuhan kayu bakar, dan pertumbuhan spesies invasif.

Dengan menjaga atau memelihara daerah wetland, riparian dan habitat akuatik dapat memulihkan keanekaragaman spesies; yang memungkinkan pemanfaatan oleh manusia secara berkelanjutan. Berdasarkan uraian diatas, dalam proposal ini kami merencanakan kegiatan  eksplorasi dan konservasi biji tumbuhan wetland, akuatik dan riparian berpotensi memperbaiki lingungan di Sungai Brantas Jawa Timur.

 

Rumusan Masalah

Indonesia memiliki berbagai tipe ekosistem alami dengan kekayaan kenekaragaman hayati tertinggi di dunia. Keanekaragaman hayati di hutan bergantung pada area wetland, riparian dan akuatik, terutama pada wilayah aliran sungai. Wilayah Sungai Brantas merupakan wilayah sungai strategis nasional dan berperan sangat vital oleh masyarakat Jawa Timur. Penurunan ketersediaan air, degradasi area  dan peningkatan pencemaran sungai adalah ancaman besar terhadap ekologi dan ekosistem yang berharga bagi kehidupan manusia.


Kebun Raya Purwodadi saat ini memiliki koleksi tumbuhan sejumlah 11.748 spesimen, 1.925 jenis, 928 marga dan 175 suku (Lestarini, dkk. 2012). Pada umumnya tumbuhan terestrial dan hanya sedikit koleksi tumbuhan akuatik. Menurut Irawanto (2009) ditemukan 34 jenis tumbuhan akuatik di KRP, dengan 15 jenis diantaranya koleksi.


Oleh karena itu pencarian keanekaragaman tumbuhan wetland, akuatik dan riparian di sepanjang Sungai Brantas Jawa Timur, perlu dilakukan. Sehingga jenis-jenis yang ditemukan dapat menambah jumlah koleksi tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi.


 

Tujuan Kegiatan

Kegiatan eksplorasi ini bertujuan melakukan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan disepanjang Sungai Brantas Jawa Timur. Kemudian melakukan pengkoleksian biji dan bibit tumbuhan wetland, akuatik dan riparian yang ditemukan untuk menambah keanekaragaman koleksi tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi - LIPI. 

Selasa, 25 Februari 2020

2020 Start Riset


Assalamualaikum wr wb.
Memulai tahun 2020 ini, dengan Bismillah... fokus menyelesaikan riset studi, sebenarnya sudah hampir 2 tahun tidak ada perkuliahan, namun juga tidak memulai penelitian, kapan lagi... trus sampai kapan, bayar trus... 
Pada 2017 terkena kebijakan pimpinan yang berdampak sampai 2018 masih belum move on, meski sudah ganti pimpinan. Tahun 2019 diamanahi seksi, yang akhirnya habis setahun waktunya diaktivitas internal seksi. Sampai akhirnya baru bisa menyelesaikan proposal di akhir 2019.
Tahun ini, 2020 harus bisa selesai... starting point ataupun historikal momentum bertepatan dengan HUT KRP ke79th, yang puncak acaranya pada Festival di hari Minggu tanggal 02 Februari 2020,  bila dilihat angkanya adalah angka cakep, 0202 2020 bisa dilihat seperti kebalikan/mirror. 
Tanggal tersebut juga merupakan peringatan Hari Lahan Basah Dunia (Word Wetland Day) sehingga pas cocok banget untuk membulatkan tekat fokus mulai menyelesaikan riset studi.
Rencana penelitian ini, ada tiga tahap riset, meskipun dalam studi disertasi masih harus melalui enam tahapan, namun sampai akhir tahun lalu, sudah terselesaikan tiga tahapan, jadi masih tersisa tiga tahapan lagi, insyaAllah... dengan ijin & bantuan Allah, bisa terselesaikan tahun ini, Aamiin...
Tiga tahap riset, adalah melakukan eksplorasi jenis tumbuhan akuatik, kemudian melakukan eksperimen kemmpuan tumbuahan tersebut dalam model fitoremediasi dan terakhir mengukur tingkat pemahaman pengunjung terhadap interpretasi / edukasi lingkungan yang disampaikan dalam penataan/pengelolaan koleksi tumbuhan akuatik.
Demikian yang bisa saya bagikan saat ini, nanti disambung lagi informasi/kabar terbaru perkembangan riset fitoremedias dalam bloger ini. 
Terakhir sebelum ditutup, Mari melakukan hal-hal kecil peduli lingkungan, dari diri sendiri dan saat ini untuk menyelamatkan bumi. 

Save EARTH... Go REASERCH.
Salam Konservasi...!!! 
Wasalamu'alaikum wr wb

RY2020