KAJIAN POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAWASAN KAMPUS ITS SURABAYA
Abstrak - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
merupakan institusi perguruan tinggi ternama di Surabaya, bahkan salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang
terkemuka di Indonesia. Dengan eco-campus,
ITS dapat menjadi contoh panutan pengelolaan kondisi lingkungan yang ada.
Kampus ITS seluas 180 Ha memiliki kawasan hutan atau tepatnya ruang terbuka
hijau sekitar 165 Ha. Namun kawasan hijau di kampus ITS masih kurang mendapat
perhatian, ditambah lagi dengan banyaknya pembangunan sarana dan prasarana yang
dilakukan saat ini. Sebenarnya kawasan hijau kampus ITS memiliki keanekaragaman
hayati, baik tumbuhan dan hewan yang spesifik. Mengingat secara geografis
terletak di Kec. Sukolilo (timur Surabaya) dengan tiga saluran air (saluran
Kalidami, saluran Kalibokor dan saluran Keputih) yang bermuara ke pantai.
Menyebabkan kawasan kampus ITS yang merupakan daerah dataran rendah, menjadi
mudah mengalami genangan air pada musim hujan. Daerah lahah basah alami ini semakin
menambah kekhasan keanekaragaman hayati didalamnya. Berbagai jenis vegetasi
tumbuhan yang ada menyediakan habitat hidup bagi satwa di sekitar, seperti
burung. Vegetasi yang tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam di kawasan
kampus ITS memiliki empat fungsi yaitu fungsi ekologis, ekonomis, ekstetis dan
edukatif. Lansekap kawasan kampus ITS yang ditata dengan memperhatikan konsep
berwawasan lingkungan sangat mendukung perkuliahan. Sehingga keberadaan
vegetasi kawasan kampus ITS perlu digali potensinya untuk pengelolaan
lingkungan yang lebih baik. Beberapa potensi dari keanekaragaman hayati di
kawasan kampus ITS yang telah diketahui adalah tercatat 45 jenis burung dengan
5 jenis termasuk dilindungi dan langka, 26 jenis tumbuhan obat yang belum
banyak dikenal dan dimanfaatkan masyarakat, 21 jenis tumbuhan lahan basah
berpotensi obat, 10 jenis tanaman berpotensi alelopati, 7 jenis tanaman
berpotensi bioinsektisida, dan vegetasi pohon yang ada dapat mereduksi emisi CO2
dari aktivitas kendaraan bermotor dalam kampus ITS. Dari hasil penelitian
tersebut baru tercatat 36 jenis, 35 genus dan 26 suku dari keanekaragaman
hayati di kawasan kampus ITS yang diketahui potensinya. Mengingat kawasan
kampus ITS yang berupa aerah lahan basah umumnya memiliki keanearagaman yang
tinggi, maka masih banyak lagi keanekaragaman hayati yang belum tergali.
Sehingga dapat dipastikan tidak hanya habitat satwa/burung yang perlu
dikonservasi, akan tetapi vegetasi/tanaman di kawasan kampus ITS juga
terkonservasi dan digali potensi lainnya, terutama jenis-jenis tanaman di lahan
basah dalam pengelolaan dan pemulihan lingkungan, seperti fitoremediasi.