Palem termasuk dalam famili Arecaceae dan merupakan jenis-jenis tertua yang telah dijumpai sejak jaman Cretaceus, kurang lebih 120 juta tahun yang lalu. Arecaceae sangat menarik dari segi botani, keindahan bentuknya, keanekaragaman jenis dan kegunaannya. Famili Arecaceae di dunia diperkirakan 200-300 genus dan sekitar 2000-3000 jenis tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Indonesia merupakan pusat keanekaragaman palem dunia, dari jumlah palem yang terdapat di dunia 46 genus diantaranya (576 jenis) terdapat di Indonesia dan 29 genus merupakan palem endemik. (LBN-LIPI, 1978; Witono, 1998; Sharma, 2002; Chin, 2003).
Adanya keanekaragaman ekosistim yang tinggi, kekayaan spesies dan endemisme menjadi terancam dengan perkembangan ekonomi dan jumlah populasi manusia. Indonesia memiliki daftar terpanjang di dunia mengenai jumlah spesies yang terancam punah. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 terdapat 12 jenis palem yang dilindungi yaitu Borrassodendron borneensis (Bindang), Caryota no (Palem raja), Ceratolobus glaucescens (Palem Jawa), Cystostachys lakka (Pinang merah Kalimantan), Cystostachys ronda (Pinang merah Bangka), Eugeissona utilis (Bertan), Johanneste ijsmaria altifrons (Daun payung), Livistona spp. (Palem kipas Sumatera (semua jenis)), Nenga gajah (Palem Sumatera), Phoenix paludosa (Korma rawa), Pigafatta filaris (Manga) dan Pinanga javana (Pinang Jawa).
Sebagai salah satu lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, Kebun Raya Purwodadi mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, eksplorasi, penanaman koleksi dan pemeliharaan tumbuhan dataran rendah kering yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan berpotensi untuk dikoleksi (dikonservasi). Kebun Raya Purwodadi seluas 845.148 m2 memiliki 174 famili, 904 marga dan 1.896 jenis dengan koleksi Arecaceae sejumlah 60 marga 117 jenis dan 435 individu berdasarkan katalog 2006 (Suprapto et al., 2006).
Beberapa jenis Arecaceae diketahui memiliki arti penting seperti sumber karbohidrat yang berupa pati atau gula pada aren (Arenga pinnata), sagu (Metroxylon sagu) dan kelapa (Cocos nucifera), dapat sebagai minuman atau buah seperti aren, kelapa dan salak (Salacca sp.), juga sebagai bahan dasar minyak, seperti kelapa dan kelapa sawit (Elaeis gueneensis), bahan anyaman untuk kerajinan rumah tangga dari rotan atau lontar (Borassus flabellifer), bahan bangunan seperti kelapa, nibung (Oncosperma tigillarium) dan wanga (Pigafetta filaris), bahan penyegar seperti pinang sirih (Areca cathecu) dan jenis tanaman hias baik outdoor maupun indoor seperti wregu (Rhapis excelsa), palem kipas (Livistona rotundifolia), palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens), palem merah (Cystostachys lakka.), palem putri (Veitchia merillii), palem raja (Roystonea sp.), dan masih banyak lagi palem sebagai tanaman hias karena bentuknya yang menarik.
Meskipun begitu banyak manfaat yang telah dikenal oleh masyarakat dari jenis-jenis famili Arecaceae namun masih ada satu potensi dari Arecaceae sebagai tanaman obat. Aren (Arenga pinnata) berkhasiat diuretic, sariawan, sembelit dan batu ginjal. Pinang (Areca cathecu) penyembuh penyakit cacingan, kudis, disentri, difteri, batu ginjal, sariawan, mimisan, menghindari penyakit gigi dan menambah vitalitas seksual. Sabal (Sabal palmento) berkhasiat mengatasi iritasi kandung kencing, uretra dan perbesaran kelenjar prostat. Kelapa laut (Borassus flabellifera) mencegah penyakit dalam perut, membunuh cacing, susah buang air besar, disentri, bengkak limpa, penawar racun dan malaria. Rotan (Calamus draco) untuk menghentikan pendarahan dan menghilangkan nyeri. Kelapa (Cocos nucifera) air buahnya memiliki kandungan mineral alami dan protein berkualitas tinggi sangat baik untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel dalam tubuh. Kurma (Phonix sp.) buahnya tidak mengandung kolesterol, lemak dan gula sehingga amat baik untuk meredakan tekanan darah tinggi.
Melihat begitu banyaknya manfaat jenis-jenis famili Arecaceae tersebut diatas, sehingga perlu ditingkatkan upaya pengembangan Arecaceae baik untuk program konservasi maupun reintroduksi di lapangan.