Jumat, 22 April 2022

KELTI Fitotek

Alhamdulillah...
Bertepatan dengan Hari Jumat, di 21 Ramadhan 1443H dan juga dimomentum Hari Bumi 22 April 2022, yg diperingati setiap tahun sebagai pengingat menjaga kelestarian alam. Saya ingin membagikan ringkasan kegiatan KELTI Fitotek (singkatan kami untuk menyebut kelompok penelitian fitoteknologi dan pengelolaan lingkungan) yang berumur hanya setahun di 2021 lalu.

Sengaja tampilan dibuat seperti ini, sebagai kenangan kelti fitotek yang kami cetak menjadi kalender, supaya awet selama setahun di 2022, meskipun sudah berakhir di 2021 lalu.
Kelti fitotek, dibentuk berdasarkan SK Deputi IPH-LIPI pada Januari 2021, kemudian tidak lama setelah mengentahui adanya kelti ini, kami anggota kelti melakukan pertemuan untuk diskusi dan penyamaan persepsi mengenai kelti fitotek di 02 Februari 2021 yang bertempatan dengan hari lahan basah sedunia (world wetland day), kami juga melakukan dengan tim teknis, para mahasiswa dan teknisi untuk kegiatan lapangan yang mendukung kelti sekalian menjadi tugas akhir/skripsi mahasiswa yang bersangkutan. 
Aplikasi fitotek dalam ekosistem berfokus pada pengelolaan daerah aliran sungai secara terintegrasi dan berkelanjutan, agar tidak overlaping dengan riset lain ataupun kelti lain, maka DAS yang menjadi locus adalah wilayah sungai Welang yang dalam hal ini, sungai utamanya berlokasi di belakang Kebun Raya Purwodadi (KRP), yang memiliki area dari lereng Arjuna dan lereng Bromo, secara administatif melalui Kab Malang, Kab Pasuruan & Kota Pasuruan. Sungai Welang ini selain memiliki permasalahan lingkungan, juga menjadi sungai prioritas propinsi, dimana pada tahun 2021 oleh Dinas PUSDA Jatim lagi disusun masterplan untuk Penanganan Banjir Sungai Welang. Sehingga diharapan dengan mengambil fokus riset kelti di DAS Wealang selain dapat mengetahui gambaran lebih dalam kondisi / permasalahan lingkungan yang terjadi dan dapat berkantirbusi kepada stakeholder setempat.   
Pada bulan Maret dilakukan beberapa pertemuan zoom oleh kapus maupun koordinator peneliti di Bogor mengenai keltian. selain itu KRP juga menerima kunjungan para mahasiswa yang tergabung dalam IHRC (suatu kompetisi sungai sehat di Indonesia yang pada kesempatan tahun itu mengambil lokasi di Sungai Welang Jawa Timur).  
Pada bulan Maret sampai April, kami bersama tim teknis, telah berdiskusi dan melihat kondisi pada beberapa lokasi di DAS Welang, terutama bagian hulu untuk survey vegetasi yang ada pada lokasi sumber mata air dalam area DAS Welang.
Pada bulan Maret juga kami berkesempatan diundang mengikuti final IHRC dan menjadi dewan juri dengan para kolega dari konsorsium yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Kegiatan ini juga sempat dimuat dalam funpage KRP (IG & FB) saat itu.  
Pada bulan April, diundang oleh Dinas PU SDA Jatim, mengenai workshop Welang, yang berisi paparan teknis para ahli dari konsorsium mengenai solusi dalam mengatasi permasalahan banjir di sungai Welang.
Selain kegiatan kelapangan maupun mengikuti pertemuan di PU SDA Jatim maupun pertemuan internal, yang seringnya secara daring. Kami juga melakukan pemantauan kualitas air di KRP secara rutin, dan pengamatan / observasi tumbuhan akuatik yang ada di KRP. Salah satu tumbuhan akuatik yang menjadi icon/daya tarik baru saat itu adalah Teratai Raksasa,  sebelum bisa ditampilkan pada salah satu kolam KRP, jenis ini tiga kali dibawa dari KRBogor, pertama membawa bibitnya, namun gagal di pembibitan KRP, kedua lebih mudah membawa bijinya, namun belum berhasil disemai, karena sedikit jumlah bijinya, ketiga kalinya, saat kami ke KRBogor, dibela-belain naik kereta untuk bisa membawa bibit agak besar dan biji yang agak banyak, ternyata bibitnya dalam proses aklimatisasi dikolam pembibitan tidak bertahan, namun biji yang disemai, ada beberapa yang bisa berkecambah, oleh teknisi akhirnya dirawat dan dipindahkan sampai akhirnya bisa besar dan kuat untuk ditaruh pada kolam KRP seperti pada gambar.. Alhamdulillah... setidaknya jenis ini, kita pernah ikut mengawal/membidani munculnya koleksi Victoria amazonica di KRP, semoga koleksi tetap tumbuh berkembang dengan baik, sehingga dapat dinikmati keindahannya oleh pengunjung KRP.
Selain kegiatan di Kebun, kami juga menigukuti guest lecture dari luar negeri yang terkait dengan fitotek, karena teknologi maka kami biasa berinteraksi dengan para dosen/kolega dikampus ITS, selain relatif dekan lokasinya dengan KRP dan juga almamater (alumni). Sehingga perkembangan terkait riset fitotek, kami masih tidak ketinggalan. 
Selain kegiatan in garden riset, dan pengembangan jejaring sebidang kepakaran, kami juga melakukan pembimbingan kepada mahasiswa, terutama dalam waktu itu adalah mahasiswa skripsi dari UINMalang, UINSurabaya dan mahasiswa MBKM dari UMSIDA. jadi seperti digambar para mahasiswa tidak hanya riset dirumah kaca atau dilaboratorium, namun seringnya malah kelapangan. 
Selama proses pertengahan tahun, Mei, Juni, Juli tidak begitu banyak kegiatan koordinasi/pertemuan dengan Pusat (P2KTKR), mungkin yang paling teringat adalah usulan proposal utk 2022, namun ini hanya angin lalu saja, sebab meskipun sudah disusun berkali-kali bahkan sempat paparan & mengikuti masukan kapus seiring dengan berjalannya waktu, dinamika organisasi riset begitu dinamis, sampai akhirnya saat ini menjadi BRIN yang masih dinamis mengalami perubahan. Proposal tersebut sudah tidak terwadahi lagi saat ini (keltinya sudah tidak ada) 


Pada Triwulan III, di Agustus, September & Nopember, kegiatan terkait Welang kebanyakan hanya pertemuan rutin bulanan Kelti (seperti pada tiga gambar diatas) dan mengikuti pertemuan teknis yg diadakan oleh Dinas PU SDA Jatim, ataupun diskusi dengan pihak konsorsium mengenai hal teknis terkait upaya rehabilitasi kawasan hulu sungai Welang.
Pada Desember, diundang Dinas PU SDA Jatim mengikuti workshop presentasi akhir Pengelolaan DAS Welang, ini adalah hasil final yang telah dilakukan oleh konsorsium dan untuk internal kelti ada dua publikasi yang telah terbit pada tahun 2021 terkait sungai Welang.

Selain kegiatan kelti fitotek diatas, kami berkesempatan tiga menjadi narasumber terkait tema/topik konservasi tumbuhan dan fitoteknologi lingkungan, sbb: 
Kuliah Tamu di Teknik Lingkungan ITK
Webinar di Komunikasi UNPAD
Webinar di Biologi UINSA

Alhamdulillah... itu semua kegiatan kelti fitotek, selama 2021, dan diawal Januari 2022 kami anggota kelti melakukan pertemuan terakhir kelti, dengan sebuah kenangan berupa kalender meja, berisi gambar keanekaragaman koleksi tumbuhan akuatik di KRP.
Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada seluruh anggota atas kontribusi dan kerjasamanya selama setahun, dan kami selaku ketua kelti, mohon maaf sebesar-besarnya apabila selama berinteraksi ada kekurangan ataupun kesalahan baik ucapan atau perbuatan yang tak disengaja. Sukses buat karir semuanya kedepan.

"friday is every day" and 
"every day is earth day" 

Minggu, 20 Maret 2022

Publikasi 2021

Syukur Alhamdulillah...
hari ini, realisasi SKP tahun 2021 sudah final.
Meskipun di tahun 2021 adalah tahun pertama kembali menjadi fungsional peneliti, dimana 2020 masa transisi antara struktural ke fungsional, dan ada sedikit drama setelah struktural di 2019.
Namun pada 2021 masih sempat mengikuti beberapa seminar nasional maupun internasional dan ternyata tidak banyak karya tulis ilmiah yang bisa dipublikasikan / terbit pada tahun 2021 lalu, terhitung hanya 6 judul KTI yang telah terbit dan rekan-rekan bisa akses pada link sbb:


Bismillah pada tahun 2022 ini, semoga bisa lebih berperan aktif, berkontribusi positif dan menhasilkan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan jenjang fungsionalnya dan bisa memiliki kelompok penelitian / grup riset sendiri yang sesuai dengan passion & intrest selama ini. 



Minggu, 20 Februari 2022

Artikel Ilmiah 'to' Populer

Assalamualaikum wr wb
Hallo... semuanya, Pada kesempatan ini saya coba berbagi, hasil penelitian tesis saya yang telah dipublikasikan sebagai artikel ilmiah menjadi artikel populer, 

Sumber Artikel ini dapat diakses pada laman berikut

Sumber utama berupa tesis yang dapat diakses pada repository ITS

Dan telah disampaikan dalam Seminar Nasional Konservasi & Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Juga telah dipublikasi di Jurnal Purifikasi oleh TL - ITS kolaborasi dengan IATPI Jatim

Tumbuhan akuatik atau biasa disebut tumbuhan air (hidrofit) adalah tumbuhan yang telah menyesuaikan diri untuk hidup pada lingkungan perairan, baik terbenam sebagian atau seluruh tubuhnya. Tumbuhan ini sudah dikenal masyarakat sebagai tanaman hias dalam kolam/taman air karena bentuk, warna daun atuaupun bunga yang indah. Selain bernilai estetik, tumbuhan akuatik memiliki nilai ekologi yang tinggi, salah satunya dalam fitoteknologi dalam penerapan metode fitoforensik dan fitoekstraksi.

Fitoteknologi sendiri adalah memanfaatkan tanaman untuk pemulihan kualitas tanah dengan metode fitoforensik yang digunakan untuk mengetahui keberadaan zat pencemar dalam tumbuhan dan menentukan waktu kejadian zat pencemar terjadi. Pendekatan fitoforensik digunakan dalam melacak waktu kejadian dan target spesifik suatu pencemar masuk dalam tumbuhan. Sedangkan fitoekstraksi, apabila tumbuhan mampu mengakumulasi unsur logam tertentu dengan konsentrasi tinggi pada jaringan akar dan tajuknya, sehingga bersifat hiperakumulator. Logam berat diserap oleh akar tumbuhan dan disebar ke bagian tumbuhan untuk diolah kembali atau dibuang saat dipanen.

Pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan mengakibatkan peningkatan aktivitas di berbagai sektor, baik sektor industri, pemukiman, pertanian, dan sektor lainnya. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan seringkali menghasilkan limbah bahan pencemar yang dapat menganggu dan membahayakan lingkungan. Pencemaran logam berat mendapat perhatian yang serius, karena bila terserap kedalam tubuh manusia dapat mengganggu kesehatan bahkan terjadi kematian. Logam berat yang dimaksud dan tidak dibutuhkan oleh makhluk hidup karena bersifat toksik adalah Pb (timbal) dan Cd (kadmium).

Penelitian ini berfokus pada tumbuhan jeruju (Acanthus ilicifolius) dan jali (Coix lacrymajobi)  untuk diuji apakah mengandung logam berat (Pb dan Cd), jika iya, maka bagian tubuh tumbuhan mana yang tercemar, berapa lama waktu pencemaran dan menentukan metode apa yang lebih mudah dan murah, meskipun tumbuhan ini dikenal dengan tumbuhan liar diluar sana. Pengambilan sampel tumbuhan dilakukan di Kebun Raya Purwodadi – LIPI dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium SILFI (Sanitas Lingkungan dan Fitoteknologi) Jurusan Teknik Lingkungan – ITS dan Laboratorium Pusat Studi PPLH (Pemukiman, Prasarana, dan Lingkungan Hidup) LPPM – ITS dengan penelitian bersifat eksperimental.

Hasil penelitian menyatakan bahwa kedua tumbuhan akuatik tersebut mampu menyerap logam berat (Pb dan Cd) dan menyebar  ke bagian tubuh tumbuhan dari akar hingga ke daun. Logam berat dapat menyebabkan pengaruh negatif pada klorofil karena sebagian besar diakumulasi oleh organ tumbuhan, yaitu daun, batang, dan akar, sehingga secara morfologi terjadinya hambatan pertumbuhan dilihat dari perubahan warna daun. Hal ini menyebabkan penurunan pertumbuhan dan produktivitas tumbuhan, meskipun dengan paparan logam Pb dan Cd, tumbuhan masih dapat tumbuh namun secara otomatis menghambat pertumbuhan, dengan penurunan berat tumbuhan. Namun untuk paparan Cd hambatan pertumbuhannya lebih terlihat dibandingkan pada paparan Pb. Bagian tubuh tumbuhan yang menunjukan akumulasi logam terbesar adalah pada bagian akar, kemudian batang dan terkecil pada daun. Waktu yang dibutuhkan untuk melihat perubahan yang terjadi pada kedua tumbuhan tersebut berkisar antara 5 sampai 15 hari. Sedangkan metode yang digunakan: metode phytotoxicity yaitu metode OECD 208.

Pada metode fitoekstraksi, akumulasi logam Pb dan Cd terbesar di bagian akar untuk kedua tumbuhan akuatik (Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-jobi) dimana untuk Pb cenderung tetap bertambahnya waktu. Namun untuk Cd relatif mengalami peningkatan dengan bertambahnya waktu. Penyerapan logam oleh tumbuhan ditentukan oleh jenis tumbuhan, konsentrasi logam dalam media dan waktu kontak/paparan dengan logam. Faktor genetik dan jenis tumbuhan sangat menentukan dalam penyerapan logam pada zona perakaran dan akar / tajuk pada tingkat yang bervariasi. Penyerapan juga ditentukan oleh tipe jaringan tumbuhan dan perlakuan yang diberikan pada media tanah. Sehingga, kedua tumbuhan akuatik tersebut berpotensi sebagai tumbuhuhan hiperakumulator. 

Semua Ini diharapan agar hasil riset / penelitian yang kita lakukan dapat lebih banyak diketahui, tidak hanya akademis/praktisi ataupun kalangan pendidikan namun bermanfaat bagi banyak orang/masyarakat pada semua kalangan secara umum. 


Minggu, 16 Januari 2022

Agenda 2022

Bismillah... pada awal tahun 2022 ini saya akan membagikan agenda 2022, berupa kalender akuatik yang sekaligus bisa menjadi agenda, karena ada note atau garis catatan dibawahnya.
- Agenda Kalender Akuatik



Sekalian untuk bisa meningkatkan nilai kebermanfaatan terhadap leaflet, modul dan booklet akuatik, malalui ini, saya share pula filenya, sebagai berikut.
- Leaflet Akuatik
- Modul Akuatik
- Booklet Akuatik
Demikian, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Rabu, 12 Januari 2022

Keluaran (output) Riset

 Alhamdulillah...

Tidak terasa sudah lima tahun lebih, sejak lulus S2 2015 dan kembali bekerja di Kebun Raya Purwodadi LIPI, konsisten melakukan penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai solusi permasalahan lingkungan (fitoremediasi) mengangkat keanekaragaman tumbuhan akuatik.

Baru ini yang bisa dibuat, sebagai sarana informasi dan edukasi. Saya yakin, kalau sendiri tidak mungkin terwujud, namun dengan bantuan teman-teman mahasiswa, yang luar biasa dan kebetulan ditakdirkan bimbingan ke saya.

Meskipun booklet, modul dan leaflet ini, mungkin dianggap sepele ataupun receh, ngak berbobot bahkan jauh dari angka kredit/tidak bisa dinilaikan.

Saya pribadi menganggap sebaliknya, ini capaian luar biasa, tak ternilai, tanpa modal besar, tanpa tim ahli, hanya modal mandiri dan ikhlas sebagai sumbangsih bagi ilmu pengetahuan. Dan menjadi kenang-kenangan saya dgn teman² mahasiswa bahwa kita pernah bertemu, berinteraksi, bertukar ide&pemikiran, semoga ini dicatat sebagai amal kebaikan kita semua.

Sabtu, 08 Januari 2022

08.01.2022

Alhamdulillah..

Sabtu 5 Jumadil Akhir 1443H, Jika flashback ke nol masa bertepatan dgn Ahad 28 Muharram 1398H. 

Mungkin sebaiknya, hari yaumul milad bisa dingat (syukur nikmat) dengan mengikuti penanggalan hijriyah dan kebetulannya lagi pada waktu itu, bulan pertama masehi betepatan dgn bulan pertama hijriyah, beda hanya di tgl, delapan dgn dua delapan, sama-sama delapannya😁


Semoga barokah umurnya, lebih bermanfaat dan tambah banyak rezekinya halal toyibah, sukses dunia-akhirat.